Pages

Jumat, 13 Maret 2015

KITA

14 Maret 2015
367 hari...

Kupikir 367 hari bukan suatu hal yang sebentar
Ibarat, bukan hanya sehari atau dua hari

Kupikir 367 hari akan menjadi 367.000.000.000.000.000.000 pangkat tak terhingga
Kupikir selamanya

Tapi ternyata takdir tidak berpihak kepada kita
Takdir berpihak pada emosi

Kamu telah mengucapkannya...

Pagi itu, kupikir tentang "saling menyapa" akan menjadi sebuah penyemangat
Tapi entah. Ternyata "saling menyapa" menjadi akar dari semuanya

Kamu bilang "sakit".
Tapi apakah kamu juga berfikir, sakitmu bukan seberapa dibanding sakitku?
Mungkin kamu berfikiran yang sama denganku

Jika ini sudah keputusanmu,
Terimakasih selama 367 hari kamu mau menjadi pasangan, teman bermain, bahkan sahabatku
Terimakasih selama itu, kamu menemani hari-hariku, mewarnai dengan indah, merangkai kisah dengan sempurna
Terimakasih karena selama itu juga, kamu terlihat seperti seterusnya punyaku

Doamu di anniversary kita sudah dikabulkan
Bahkan KITA sudah tidak dapat berdoa bersama lagi

With love,
Uma

Senin, 13 Oktober 2014

Dimana Kamu? :')

Aku tidak tahu sudah berapa kali dari sekian lama aku seperti ini.
Merasa lelah.
Rapuh.
Hanya bisa menangis sepanjang siang, sepanjang malam.

Tidak tahu terhitung sejak kapan kamu memperlakukanku seperti ini.
Kamu yang aku kenal lembut, berubah kasar.
Kamu yang aku kenal sopan, berubah menyepelekan.

Kamu pernah berfikir, bagimana perasaanmu?
Saat kamu menyuruhku memilih kamu atau sahabatku?
Saat kamu minta aku begini dan aku berusaha menyanggupi?
Saat kamu katakan begini tanpa bukti dan aku mau terima begitu saja?
Saat kalimat lembutmu berubah menjadi kalimat yang tidak meng-enakkan untuk didengar?
Saat kamu begitu tega merendahkan aku?
Saat kamu begitu tega men"dasar-dasar"kan aku?
Saat kamu bicara tidak ada perayaan kecil di hubungan kita untuk bulan ini bahkan bulan depan?

Apa semua itu aku tolak, sayang?
Aku mengiyakan, bahkan apa yang seharusnya tidak patut aku iyakan.
Demi kamu.
Demi mempertahankan kamu.

Dimana perasaanmu, sayang? :')

Perempuan mana, yang mau meng-iyakan semua permintaan seperti itu?
Adakah, sayang?
Jika ada, siapa dia?

Aku tidak tahu mengapa kamu seperti ini.
Kamu menjadi orang yang tidak ku kenali.

Kamu MAMPU bicara seperti itu pada perempuan?
Pada kekasihmu?
Pada orang yang katanya kamu cinta dan benar-benar kamu miliki sendiri?

Aku menangis?
Iya. Rasanya munafik jika aku mengelak.
Kamu tega.

Sebenarnya?
Kesabaran seperti apalagi yang kamu inginkan? Agar kamu mengerti bahwa aku begitu mengharap dan mempertahankan kamu? :')
Air mata seperti apalagi yang ingin kamh lihat? Bahwa semuanya nyata, bukan sandiwara. :')

Dari aku, yang tidak begitu mengenali kamu, sekarang.
Ma.

Senin, 08 September 2014

Lalu, Bagaimana dengan Aku yang Melihatnya Sendiri?

Aku tidak tahu harus menulis apalagi disini...
Tentang semua kepercayaan itu.

Aku selalu berusaha menuruti semua yang kamu mau.
Aku berusaha menjauhi semua teman-temanku.
Aku berusaha jaga jarak antara aku dan temanku, temanmu bahkan.
Aku juga berusaha untuk tidak menanggapi hal-hal yang tidak penting menurutmu.
Dan aku selaly berusaha kenjaga perasaanmu kesana kemari.

Tetapi,
Kamu tidak kenaruh sedikitpun rasa "percaya".
Kamu hanya melihat dari masa lalu.
Kamu hanya bercermin dari masa lalu.
Kamu terus menjadikan masa lalu itu seolah panutan untuk hubungan kita.

Kamu tidak mengerti.
Kamu tidak tahu.
Kamu terus menaruh rasa curiga.

Jika kamu mendasarinya dengan masa lalu,
Bagaimana dengan aku yang secara langsung melihat keakrabanmu dengan yang lain?
Pernah kamu berpikir?

Tidak perlu.
Tidak penting untukmu, bahkan.

Sudah jelas.
Kamu mementingkan masa laluku daripada aku.

Sabtu, 06 September 2014

Aku Tidak Tahu harus Memberi Tulisan ini dengan judul Apa

Selalu menjaga hati, mata, pikiran, perasaan, jiwaraga, kesehatan, dan prinsip bahwa "KITA SATU seperti angka 8" hanya untuk hubungan kita.

Dan setelah apa yang baru saja kamu katakan.
Aku baru tahu, bahwa diantara prinsip-prinsip yang kita janjikan terselip sebuah prinsip satu lagi didalamnya.
"Membalas"

Aku cukup terhenyak.
Kamu bisa berpikiran seperti itu.

Boleh kutanyakan sesuatu?
Apa aku pernah membalas perlakuan-perlakuanmu saat kamu terlihat bahagia dengan orang lain di depan mataku?
Apa aku pernah mengganti display picture dan personal message-ku setelah melihat kamu merubah semuanya? Bahkan saat kita bertengkar?
Apa aku pernah tidak menuruti semua kata-katamu? Semua yang kamu bilang ke aku?

Mungkin sedikittt... kecewa.
Memang bukan pertama kalinya.
Tetapi seperti baru pertama kali melihat dan merasakan.

Aku akan baik-baik saja.
Mungkin tadi hanya merasa "kepanasan" sesaat.
Tapi dari situ, aku jadi lebih tau.
Terimakasih, ya.
Maaf, sudah membuatmu merasa dianggurkan.

Dari aku, yang tidak mengerti apa yang menjadi judul untuk ungkapan ini.
Nal.